Science and Islam

Learning site.

Informatika UNP

Welcome to Noper Ardi's Blog

Teknologi Wirelesst

rise your imagination with playing game.

Torchlight

An epic RPG pc game.

Teknologi bluetooth

Rabu, 04 Juni 2014

Hyper Threading Technology

Intel Hyper-Threading Technology merupakan sebuah teknologi mikroprosesor yang diciptakan oleh Intel Corporation pada beberapa prosesor dengan arsitektur Intel NetBurst dan Core, semacam Intel Pentium 4, Pentium D, Xeon, dan Core 2. Teknologi ini diperkenalkan pada bulan Maret 2002 dan mulanya hanya diperkenalkan pada prosesor Xeon (Prestonia).

                                   


Intel® Hyper-Threading Technology (Intel® HT Technology) menggunakan sumber daya processor secara lebih effisien, memungkinkan multiple threads dapat berjalan pada core yang sama.
Intel® HT Technology meningkatkan processor throughput, meningkatkan kemampuan processor secara keseluruhan dalam menjalankan perintah-perintah.
Intel HT Technologymulai digunakan sejak generasi Intel® Core™ processors, 2nd generation Intel® Core™ processor family, dan Intel® Xeon® processor family

Jadi dengan kata lain Hyper Threading adalah Teknologi yang dikembangkan oleh Intel untuk keluarga processor Pentium Core dengan kecepatan 3 GHz keatas. Teknologi ini memungkinkan elemen-elemen yang berbeda dari processor--seperti unit integer, pemrosesan grafis, dan floating point untuk kalkulasi yang kompleks--dapat aktif dalam waktu yang bersamaan. Intel mengklaim teknologi ini mampu meningkatkan unjuk kerja sistem antara 25 hingga 30 persen

Prosesor dengan teknologi ini akan dilihat oleh sistem operasi yang mendukung banyak prosesor seperti Windows NT, Windows 2000, Windows XP Professional, Windows Vista, dan GNU/Linux sebagai dua buah prosesor, meski secara fisik hanya tersedia satu prosesor. Dengan dua buah prosesor dikenali oleh sistem operasi, maka kerja sistem dalam melakukan eksekusi setiap thread pun akan lebih efisien, karena meskipun sistem-sistem operasi tersebut bersifat multitasking, sistem-sistem operasi tersebut melakukan eksekusi terhadap proses secara sekuensial (berurutan), dengan sebuah algoritma antrean yang disebut dengan dispatching algorithm.

Wireless Controller

Wireless Local Area Network Controller (WLAN Controller) merupakan teknologi baru yang digunakan untuk memudahkan admin dalam mengorganisasikan suatu jaringan wireless.
WLAN Controller digunakan dalam kombinasi dengan Lightweight Access Point Protocol (LWAPP) untuk mengatur light-weight access points dalam jumlah yang besar oleh admin jaringan. 


dikutip dari beberapa website vendor perangkat jaringan, WLAN controller merupakan projek data plane bagi perkembangan perangkat mereka.
di kutip dari www.cisco.com "WLAN controller merupakan bagian dari Data Plane dalam Cisco Wireless Model. WLAN controller secara otomatis menangani konfigurasi dari 6 sampai 500 access point dimanapun berada (selama dalam jangkauan/area lingkup tertentu), tergantung dari modelnya."

Dari D-Link Sendiri juga ikut meluncurkan prangkat terbaru mereka dengan teknologi WLAN Controller


Fitur-fitur:
1. Deteksi dan penghindaran Interferensi: daya RF dan kanal yang ditugaskan akan disesuaikan dengan yang direncanakan.
2. Load Balancing: pengaturan secara default di disable. kecepatan tinggi load balancing dapat digunakan untuk menghubungkan pengguna ke beberapa jalur akses (access point) untuk tingkat cakupan dan data yang lebih baik.
3. Deteksi dan koreksi Coverage Hole: bagian dari pengaturan RF adalah menangani tingkat daya (power level). Power dapat ditingkatkan untuk melingkupi “lubang-lubang” atau menguranginya untuk melindungi terhadap cell yang tumpang tindih.

WLAN controller juga dilengkapi dengan berbagai bentuk otentikasi, seperti: 802.1X (Protected Extensible Authentication Protocol (PEAP), LEAP, EAP-TLS, Wi-Fi Protected Access (WPA), 802.11i (WPA2), dan Layer 2 Tunneling Protocol (L2TP).

Kamis, 22 Mei 2014

DATA CENTER

Pengertian Data Center

Data center server adalah Pusat pemrosesan data yang didukung dengan perangkat pengolahan data tersebut. Disebut juga dengan pusat komputerisasi. Data center server merupakan server data terpusat dari jaringan di suatu jaringan, baik dalam jaringan lokal antaupun global, jaringan instansi ataupun perusahaan.

                                   

Data Center merupakan fasilitas yang digunakan untuk penempatan beberapa kumpulan server atau sistem komputer dan sistem penyimpanan data (storage) yang dikondisikan dengan pengaturan catudaya, pengatur udara, pencegah bahaya kebakaran dan biasanya dilengkapi pula dengan sistem pengamanan fisik.

Sejarah Data Center

Pada awalnya, data center selalu dibangun dalam sebuah ruangan yang besar untuk membantu operasi dari sebuah perusahaan. Pada awalnya, computer-komputer super masih terlalu kompleks untuk pemeliharaannya dan pengoperasiannya. Komponen-komponen yang adapun terlalu banyak dan terlalu ruwet, sehingga membutuhkan kabel yang banyak untuk koneksivitas dari semua komponen tersebut. Server-server yang adapun sangat kompleks mulai dari ukurannya yang besar-besar sampai dengan orang yang handal dalam menangani server tersebut. Biaya untuk data center ini sangat mahal, ini bisa dlihat dari pemeliharaan data center yang khusus, peralatan khusus, sampai dengan orang specialist untuk menangani data center ini. Data center dulu juga membutuhkan daya yang sangat besar dan berdampak kurang baik ke lingkungan. Hal ini juga memicu para pakar untuk bekerja mencari solusi data center yang baik.

Pada awal tahun 1980-an, microcomputer mulai memasuki dunia IT, sehingga dimana-mana bisa ditemui PC-PC yang terpisah dan ditempatkan pada setiap tempat. PC-PC ini sedikit mulai tidak terkontrol sehingga komplesitas IT makin tinggi. Perusahaan yang sadar akan ini mulai mencari alternative untuk memelihara sumber daya IT mereka.

Pada saat client server muncul, data center mulai berkembang lagi ke era internet, dimana perusahaan berlomba-lomba untuk memanfaatkan era ini untuk memperluas market mereka. Koneksi internet cepat dan murah menjadi tantangan terbesar dalam era ini.

Syarat Utama Data Center

Disain dan perencanaan data center harus memperhatikan minimum aspek-aspek berikut :

  •  Lokasi aman, memenuhi syarat sipil bangunan, geologi, vulkanologi, topografi
  • Terproteksi dengan sistem cadangan, untuk sistem catudaya, pengatur udara/lingkungan, komunikasi data
  • Menerapkan tata kelola standar data center meliputi :
  • Standar Prosedur Operasi
  • Standar Prosedur Perawatan
  • Standar dan Rencana Pemulihan dan Mitigasi Bencana
  • Standar Jaminan Kelangsungan Bisnis
Kriteria Perancangan Data Center

Dalam melakukan perancangan terhadap sebuah data center, harus diperhatikan kedua hal tersebut dengan tujuan mendapatkan data center sesuai dengan kriteria berikut:

1. Availability

Data center diciptakan untuk mampu memberikan operasi yang berkelanjutan dan terus-menerus bagi suatu perusahaan baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terjadinya suatu kerusakan yang berarti atau tidak. Data center harus dibuat sebisa mungkin mendekati zero-failure untuk seluruh komponennya.


2. Scalability dan flexibility

Data center harus mampu beradaptasi dengan pertumbuhan kebutuhan yang cepat atau ketika adanya servis baru yang harus disediakan oleh data center tanpa melakukan perubahan yang cukup berarti bagi data center secara keseluruhan.

3. Security

Data center menyimpan berbagai aset perusahaan yang berharga, oleh karenanya sistem keamanan dibuat seketat mungkin baik pengamanan secara fisik maupun pengamanan non-fisik.


               Data center server dikelola oleh administrator. Pengelolaan data center yang baik mendukung seluruh kinerja dari jaringan, dari pemakaian aplikasi, oleh karena itu aturan dan standar pengukuran merupakan hal yang penting dari administrasi Data Center. Beberapa tahun ini data center server menjadi pembahasan yang ramai, yang sebelumnya data center server bukan merupakan bahasan yang perlu di oprek lebih dalam secara teori, tetapi kebutuhan akan informasi dari pengolahan data center yang baik membuat pakar-pakar jaringan akhirnya memutuskan untuk membahas data center server lebih dalam beserta perancangan data center dalam Infrastruktur TIsendiri. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan, maintenance dan penggunaandata center server adalah sebagai berikut :

1. Server performance metrics
Dalam mengukur kinerja dari server diperlukan standar pengukuran yang diakui oleh masyarakat dan vendor-vendor IT, sehingga dibentuklah sebuah konsorsium yang menentukan hal tersebut. SPEC(Standard Performance Evaluation Corporation) Benchmark merupakan standar ukuran kinerja yang telah diakui oleh masyarakat dunia. Aspek yang berpengaruh pada kinerja sistem adalah utilization, latency, throughput, resource efficiency. Faktor yang mempengaruhi kinerja CPU adalah pemakaiancache pada CPU (L1 Cache, L2 Cache, L3 Cache)

2. Server capacity planning

Server capacity planning terdapat 2 hal penting, yaitu server sizing dan capacity planning. Server sizing adalah bagaimana melakukan estimasi kebutuhan hardware pada server sesuai kebutuhan dari aplikasi dan aktifitas dari pengguna, contohnya adalah untuk memenuhi 3000 end user, kita membutuhkan 2 load-balanced application server (4 CPU 1,3 GHz & 8 GB RAM) dan satu back-end database server (8 CPU & 10 GB RAM). Capacity planning terdiri dari 2 fase yaitu melakukan tes untuk mengukur utilization dan performance, yang kedua adalah perencanaan harus dapat mendukung beban kerja yang berat. Pengecekan memory secara berkala merupakan hal yang penting setelahserver capacity planning dilakukan.

3. Best practices in IT

Merupakan hal-hal terbaik yang dilakukan di IT, salah satunya adalah berdasarkan pengalaman dan komunitas IT. Beberapa dari Best practices in IT adalah sebagai berikut:

a. System Deployment (Mempersiapkan sistem dengan baik)

b. Power Source (Estimasi pemakaian listrik)

c. Hardware Maintenance (Maintenance pengkabelan hingga server)

d. Software Deployment (Mempersiapakan software)

e. Cluster (Menggunakan sistem cluster bila diperlukan dengan tujuan menghindari terjadinya kesalahan secara keseluruhan, penyimpanan tersebar dan mendukung backup yang lebih baik)

f. Data Storage (Menggunakan RAID, cluster storage, multiple control)

g. Network Management Best Practices (Melakukan network analisis yang baik)

h. Documentation Best Practices (Dokumentasi pada berbagai tahap antara lain metodologi, proposal, hingga diagram)

Keuntungan dari penerapan best practices adalah
  • Standarisasi (saat best practice telah menjadi standar, pekerjaan menjadi semakin mudah)
  • Dapat mengurangi downtime
  • Konsisten dengan obyek bisnis
  • Kualitas

3. Server Security

Keamanan harus diperhatikan, baik keamanan hardware server, software server dan gangguan dari manusia atau alam. Secara umum hal-hal yang perlu diperhatikan pada keamanan server adalah sebagai berikut :
  • Simplicity (menyederhanakan)
  • Fail Safe (kesalah tidak menyebar)
  • Complete Mediation (mediasi dengan pengguna)
  • Open Design
  • Separation of privilege (pembagian hak akses)
  • Update (selalu ada perubahan lebih baik)
  • Hapus pemakaian file dan aplikasi yang tidak digunakan
  • Software keamanan bila diperlukan (anti virus, anti malware, anti spam, dll)

4. Server Administration

Best practices pada system administration adalah sebagai berikut :
  • Memperhatikan permasalahan
  • Log dan dokumentasi yang baik
  • Cek permasalahan dari yang sederhana (berurutan OSI layer)
  • Team work yang baik
  • Otomasi

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam otomasi adalah sebagai berikut :
  • Mengumpulkan dokumen
  • Menentukan target
  • Kritik dan saran dari komunitas
  • Improve
  • Simplify
  • Testing

5. Device Naming

Penamaan device yang dijelaskan disini yaitu :

a. NIS (Network Information Service)

Digunakan menyimpan data profil user dan biasa disebut dengan yellow pages. NIS mengijinkan para pengguna dan aplikasi melalui jaringan untuk menenmukan berkas dan aplikasi dimanapun di sebuah jaringan dengan mengakses server NIS terpusat

b. NIS +

Setelah NIS dirasakan memiliki kekurangan pada segi keamanan, SUN mengeluarkan NIS+ yang mendukung pada segi keamanan

c. DNS (Domain Naming System)

Merupakan distribute database system yang digunakan untuk pencarian nama komputer (name resolution) di jaringan yang menggunakan TCP / IP. Keuntungan dari pemakaian DNS adalah memudahkan pengguna dalam mengingat IP, penamaan konsisten / tidak berubah, Satu user satu domain. Struktur domain merupakan sebuah hirarki pengelompokan domain berdasarkan nama, yang terbagi dalam beberapa bagian, yaitu : root level domains, second level domains, host names

d. LDAP (Lightweight Directory Access Protokol)

Merupakan service direktori yang berjalan pada layer TCP / IP. LDAP adalah sebuah protocol yang mengatur pengaksesan layanan direktori yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan berbagai informasi. Fungsi LDAP adalah memberikan hak akses pada direktori. Direktori dapat berisi berbagai informasi (merupakan suatu database tempat penyimpanan data), contoh : direktori dapat berupa phone book

6. Load Balancing

Merupakan cara untuk membagi kinerja server yang bertujuan mengurangi beban server. Load balancing dapat berupa software maupun hardware

Menggunakan software memungkinkan pemakaian virtual server dan virtual IP.

Keuntungan
  • Toleransi kesalahan diperhatikan
  • Layanan lebih baik
  • Performance
  • Scalabilitas
  • Fleksibel
  • Hemat
  • Memperhatikan keamanan

7. Fault Tolerance

Terdapat standar dari ukuran toleransi kesalahan diatantaranya adalah MTBF (Mean Time Between Failures), MTTDL (Mean Time to Data Loss), MTTDI (Mean Time to Data Inaccessibility). Faktor yang mempengaruhi adalah :
  • Swap
  • Sistem pendingin
  • Power
  • RAID (Redundant Array of Inexpensive Disks)

8. RAID

Merupakan implementasi toleransi kesalahan pada media penyimpanan / disk dengan tujuan mengurangi redundansi data (Akses ataupun proses). RAID dibagi menjadi lima tipe, yaitu RAID 0 (stripping), RAID 1 (mirroring), RAID 2 (humming), RAID 3 (pengecekan disk tunggal dalam kelompok disk, penggunaan sudah lebih dari 3 disk), RAID 4 (pembacaan dan penulisan secara independen),RAID 5 (sebaran data dan paritas ke semua drive)

Penggunaan RAID pada server sesuai kebutuhan, karena setiap server memiliki spesifikasi yang berbeda. Salah satu contohnya adalah Storage 7000 dari SUN yang memungkinkan pemakaian SATA storage pada server, dan menggunakan SID dalam mengupdate kecepatan akses tanpa merubah pemakaian RAID.

Sumber : Unkick.wordpress.com dan berbagai sumber.

Senin, 19 Mei 2014

Virtual Private Network (VPN)

VPN merupakan singkatan dari Virtual Private Network, yaitu sebuah koneksi private melalui jaringan publik (dalam hal ini internet). Disini ada 2 kata yang dapat kita garis bawahi yaitu:
·         Virtual network, yang berarti jaringan yang terjadi hanya bersifat virtual. Tidak ada koneksi jaringan secara riil antara 2 titik yang akan berhubungan.
·         Private, jaringan yang terbentuk bersifat private dimana tidak semua orang bisa mengaksesnya. Data yang dikirimkan terenkripsi sehingga tetap rahasia meskipun melalui jaringan publik.


Dengan VPN ini kita seolah-olah membuat jaringan didalam jaringan atau biasa disebut tunnel (terowongan). Tunneling adalah suatu cara membuat jalur privat dengan menggunakan infrastruktur pihak ketiga.
VPN menggunakan salah satu dari beberapa teknologi tunneling yang ada yaitu:

1.     PPTP
Dikembangkan oleh Microsoft dari PPP yang dipergunakan untuk remote access. Caranya:
·  PPTP mengenkapsulasi frame yang bisa berisi IP, IPX atau NetBEUI dalam sebuah header Generic Routing Encapsulation (GRE). Tetapi PPTP membungkus GRE dalam paket IP. Jadi PPTP membutuhkan IP untuk membuat tunnel-nya, tetapi isinya bisa apa saja.
·  Data aslinya dienkripsi dengan MPPE.
PPTP-linux adalah client software. Sedangkan yang server adalah PoPToP untuk Linux, Solaris dan FreeBSD.

2.     L2F
Dibuat Cisco tahun 1996. Bisa menggunakan ATM dan Frame Relay, dan tidak membutuhkan IP. L2F juga bisa menyediakan otentikasi untuk tunnel endpoints.

3.     L2TP
Dikembangkan oleh Microsoft dan Cisco. Bisa mengenkapsulasi data dalam IP, ATM, Frame Relay dan X.25.
Keunggulan L2TP dibandingkan PPTP:
·  Multiple tunnels between endpoints, sehingga bisa ada beberapa saluran yang memiliki perbedaan Quality of Service (QoS).
·  Mendukung kompresi
·  Bisa melakukan tunnel authentication
·  Bisa bekerja pada jaringan non-IP seperti ATM dan Frame Relay.


4.     IPSec
Dalam tunneling mode, IP Sec bisa dipergunakan untuk mengenkapsulasi paket. IP Sec juga bisa dipergunakan untuk enkripsi dalam protokol tunneling lainnya.
IPSec menggunakan 2 protokol
·  Authentication Header (AH): memungkinkan verifikasi identitas pengirim. AH juga memungkinkan pemeriksaan integritas dari pesan/informasi.
·  Encapsulating Security Payload (ESP): memungkinkan enkripsi informasi  sehingga tetap rahasia. IP original dibungkus, dan outer IP header  biasanya berisi gateway tujuan. Tetapi ESP tidak menjamin integrity dari outer IP header, oleh karena itu dipergunakan berbarengan dengan AH.

5.     SSH dan SSH2
Dikembangkan untuk membuat versi yang lebih aman dari rsh, rlogin dan rcp  pada UNIX. SSH menggunakan enkripsi dengan public key seperti RSA. SSH  bekerja pada session layer kalau merujuk pada OSI reference model, sehingga  disebut circuit-level VPN. SSH membutuhkan login account.

6.     CIPE
Adalah driver kernel Linux untuk membuat secure tunnel anatara 2 IP subnet. Data dienkripsi pada lapisan network layer (OSI) sehingga di sebut low-level encryption. Oleh karena itu CIPE tidak memerlukan perubahan besar pada layer-layer di atasnya (termasuk aplikasi).


VPN merupakan perpaduan antara teknologi tunneling dan enkripsi. Fasilitas yang terdapat pada Router Mikrotik untuk implementasi Tunneling ini antara lain :
·         IPIP (IP over IP)
·         EoIP (Ethernet over IP)
·         VLAN (Virtual LAN)

Dibawah ini adalah gambaran tentang koneksi VPN yang menggunakan protokol PPTP. PPTP (Pont to Point Tunneling Protocol) adalah sebuah protokol yang mengizinkan hubungan Point-to Point Protocol (PPP) melewati jaringan IP, dengan membuat Virtual Private Network (VPN).


CARA KERJA VPN
Dari gambar diatas secara sederhana cara kerja VPN (dengan protokol PPTP) adalah sebagai berikut:
  • VPN membutuhkan sebuah server yang berfungsi sebagai penghubung antar PC, Server VPN ini bisa berupa komputer dengan aplikasi VPN Server atau sebuah Router, misalnya MikroTik RB 750.
  • Untuk memulai sebuah koneksi, komputer dengan aplikasi VPN Client mengontak Server VPN, VPN Server kemudian memverifikasi username dan password dan apabila berhasil maka VPN Server memberikan IP Address baru pada komputer client dan selanjutnya sebuah koneksi / tunnel akan terbentuk.
  • Untuk selanjutnya komputer client bisa digunakan untuk mengakses berbagai resource (komputer atu LAN) yang berada dibelakang VPN Server misalnya melakukan transfer data, ngeprint dokument, browsing dengan gateway yang diberikan dari VPN Server, melakukan remote desktop dan lain sebagainya.

KEUNTUNGAN ATAU MANFAAT VPN
Beberapa keuntungan dari teknologi VPN diantaranya adalah:
  • Remote Access, dengan VPN kita dapat mengakses komputer atau jaringan kantor, dari mana saja selama terhubung ke internet
  • Keamanan, dengan koneksi VPN kita bisa berselancar dengan aman ketika menggunakan akses internet publik seperti hotspot atau internet cafe.
  • Menghemat biaya setup jaringan, VPN dapat digunakan sebagai teknologi alternatif untuk menghubungkan jaringan lokal yang luas dengan biaya yang relatif kecil, karena transmisi data teknologi VPN menggunakan media jaringan public yang sudah ada tanpa perlu membangun jaringan pribadi.

KEKURANGAN ATAU KELEMAHAN VPN
  • Koneksi internet (jaringan publik) yang tidak bisa kita prediksi. Hal ini dapat kita maklumi karena pada dasarnya kita hanya "nebeng" koneksi pada jaringan pihak lain sehingga otomatis kita tidak mempunyai kontrol terhadap jaringan tersebut.
  • Perhatian lebih terhadap keamanan. Lagi-lagi karena faktor penggunaan jaringan publik, maka kita perlu memberikan perhatian yang lebih untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti penyadapan, hacking dan tindakan cyber crime pada jaringan VPN.

Senin, 12 Mei 2014

OSPF (Open Shortest Path First)

OSPF (Open Shortest Path First) merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut.


OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area. Dengan menggunakan konsep hirarki routing ini sistem penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana ke mari dengan sembarangan. Efek dari keteraturan distribusi routing ini adalah jaringan yang penggunaan bandwidth-nya lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik menuju ke sebuah lokasi. OSPF merupakan salah satu routing protocol yang selalu berusaha untuk bekerja layaknya prinsip kerja seperti demikian.
Untuk memulai semua aktivitas OSPF dalam menjalankan pertukaran informasi routing, hal pertama yang harus dilakukannya adalah membentuk sebuah komunikasi dengan para router lain. Router lain yang berhubungan langsung atau yang berada di dalam satu jaringan dengan router OSPF tersebut disebut dengan neighbour router atau router tetangga.
Langkah pertama yang harus dilakukan sebuah router OSPF adalah harus membentuk hubungan dengan neighbour router. Router OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router tetangganya dan dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan istilah Hello protocol.
Dalam membentuk hubungan dengan tetangganya, router OSPF akan mengirimkan sebuah paket berukuran kecil secara periodik ke dalam jaringan atau ke sebuah perangkat yang terhubung langsung dengannya. Paket kecil tersebut dinamai dengan istilah Hello packet. Pada kondisi standar, Hello packet dikirimkan berkala setiap 10 detik sekali (dalam media broadcast multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media Point-to-Point.
Hello packet berisikan informasi seputar pernak-pernik yang ada pada router pengirim. Hello packet pada umumnya dikirim dengan menggunakan multicast address untuk menuju ke semua router yang menjalankan OSPF (IP multicast 224.0.0.5). Semua router yang menjalankan OSPF pasti akan mendengarkan protokol hello ini dan juga akan mengirimkan hello packet-nya secara berkala. Cara kerja dari Hello protocol dan pembentukan neighbour router terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari jenis media di mana router OSPF berjalan.
Secara garis besar, proses yang dilakukan routing protokol OSPF mulai dari awal hingga dapat saling bertukar informasi ada lima langkah. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:

1)      Membentuk Adjacency Router 
Adjacency router arti harafiahnya adalah router yang bersebelahan atau yang terdekat. Jadi proses pertama dari router OSPF ini adalah menghubungkan diri dan saling berkomunikasi dengan para router terdekat atau neighbour router. Untuk dapat membuka komunikasi, Hello protocol akan bekerja dengan mengirimkan Hello packet. Misalkan ada dua buah router, Router A dan B yang saling berkomunikasi OSPF. Ketika OSPF kali pertama bekerja, maka kedua router tersebut akan saling mengirimkan Hello packet dengan alamat multicast sebagai tujuannya. Di dalam Hello packet terdapat sebuah field yang berisi Neighbour ID. Misalkan router B menerima Hello packet lebih dahulu dari router A. Maka Router B akan mengirimkan kembali Hello packet-nya dengan disertai ID dari Router A.
Ketika router A menerima hello packet yang berisikan ID dari dirinya sendiri, maka Router A akan menganggap Router B adalah adjacent router dan mengirimkan kembali hello packet yang telah berisi ID Router B ke Router B. Dengan demikian Router B juga akan segera menganggap Router A sebagai adjacent routernya. Sampai di sini adjacency router telah terbentuk dan siap melakukan pertukaran informasi routing.
Contoh pembentukan adjacency di atas hanya terjadi pada proses OSPF yang berlangsung pada media Point-to-Point. Namun, prosesnya akan lain lagi jika OSPF berlangsung pada media broadcast multiaccess seperti pada jaringan ethernet. Karena media broadcast akan meneruskan paket-paket hello ke seluruh router yang ada dalam jaringan, maka adjacency router-nya tidak hanya satu. Proses pembentukan adjacency akan terus berulang sampai semua router yang ada di dalam jaringan tersebut menjadi adjacent router.
Namun apa yang akan terjadi jika semua router menjadi adjacent router? Tentu komunikasi OSPF akan meramaikan jaringan. Bandwidth jaringan Anda menjadi tidak efisien terpakai karena jatah untuk data yang sesungguhnya ingin lewat di dalamnya akan berkurang. Untuk itu pada jaringan broadcast multiaccess akan terjadi lagi sebuah proses pemilihan router yang menjabat sebagai “juru bicara” bagi router-router lainnya.
Router juru bicara ini sering disebut dengan istilah Designated Router. Selain router juru bicara, disediakan juga back-up untuk router juru bicara ini. Router ini disebut dengan istilah Backup Designated Router. Langkah berikutnya adalah proses pemilihan DR dan BDR, jika memang diperlukan.

2)      Memilih DR dan BDR (jika diperlukan)
Dalam jaringan broadcast multiaccess, DR dan BDR sangatlah diperlukan. DR dan BDR akan menjadi pusat komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan tersebut. Semua paket pesan yang ada dalam proses OSPF akan disebarkan oleh DR dan BDR. Maka itu, pemilihan DR dan BDR menjadi proses yang sangat kritikal. Sesuai dengan namanya, BDR merupakan “shadow” dari DR. Artinya BDR tidak akan digunakan sampai masalah terjadi pada router DR. Ketika router DR bermasalah, maka posisi juru bicara akan langsung diambil oleh router BDR. Sehingga perpindahan posisi juru bicara akan berlangsung dengan smooth.
Proses pemilihan DR/BDR tidak lepas dari peran penting Hello packet. Di dalam Hello packet ada sebuah field berisikan ID dan nilai Priority dari sebuah router. Semua router yang ada dalam jaringan broadcast multi-access akan menerima semua Hello dari semua router yang ada dalam jaringan tersebut pada saat kali pertama OSPF berjalan. Router dengan nilai Priority tertinggi akan menang dalam pemilihan dan langsung menjadi DR. Router dengan nilai Priority di urutan kedua akan dipilih menjadi BDR. Status DR dan BDR ini tidak akan berubah sampai salah satunya tidak dapat berfungsi baik, meskipun ada router lain yang baru bergabung dalam jaringan dengan nilai Priority-nya lebih tinggi.
Secara default, semua router OSPF akan memiliki nilai Priority 1. Range Priority ini adalah mulai dari 0 hingga 255. Nilai 0 akan menjamin router tersebut tidak akan menjadi DR atau BDR, sedangkan nilai 255 menjamin sebuah router pasti akan menjadi DR. Router ID biasanya akan menjadi sebuah “tie breaker” jika nilai Priority-nya sama. Jika dua buah router memiliki nilai Priority yang sama, maka yang menjadi DR dan BDR adalah router dengan nilai router ID tertinggi dalam jaringan. Setelah DR dan BDR terpilih, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan seluruh informasi jalur dalam jaringan.

3)      Mengumpulkan State-state dalam Jaringan
Setelah terbentuk hubungan antar router-router OSPF, kini saatnya untuk bertukar informasi mengenai state-state dan jalur-jalur yang ada dalam jaringan. Pada jaringan yang menggunakan media broadcast multiaccess, DR-lah yang akan melayani setiap router yang ingin bertukar informasi OSPF dengannya. DR akan memulai lebih dulu proses pengiriman ini. Namun yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, siapakah yang memulai lebih dulu pengiriman data link-state OSPF tersebut pada jaringan Point-to-Point?
Untuk itu, ada sebuah fase yang menangani siapa yang lebih dulu melakukan pengiriman. Fase ini akan memilih siapa yang akan menjadi master dan siapa yang menjadi slave dalam proses pengiriman. Router yang menjadi master akan melakukan pengiriman lebih dahulu, sedangkan router slave akan mendengarkan lebih dulu. Fase ini disebut dengan istilah Exstart State. Router master dan slave dipilih berdasarkan router ID tertinggi dari salah satu router. Ketika sebuah router mengirimkan Hello packet, router ID masing-masing juga dikirimkan ke router neighbour.
Setelah membandingkan dengan miliknya dan ternyata lebih rendah, maka router tersebut akan segera terpilih menjadi master dan melakukan pengiriman lebih dulu ke router slave. Setelah fase Exstart lewat, maka router akan memasuki fase Exchange. Pada fase ini kedua buah router akan saling mengirimkan Database Description Packet. Isi paket ini adalah ringkasan status untuk seluruh media yang ada dalam jaringan. Jika router penerimanya belum memiliki informasi yang ada dalam paket Database Description, maka router pengirim akan masuk dalam fase loading state. Fase loading state merupakan fase di mana sebuah router mulai mengirimkan informasi state secara lengkap ke router tetangganya.
Setelah loading state selesai, maka router-router yang tergabung dalam OSPF akan memiliki informasi state yang lengkap dan penuh dalam database statenya. Fase ini disebut dengan istilah Full state. Sampai fase ini proses awal OSPF sudah selesai, namun database state tidak bisa digunakan untuk proses forwarding data. Maka dari itu, router akan memasuki langkah selanjutnya, yaitu memilih rute-rute terbaik menuju ke suatu lokasi yang ada dalam database state tersebut.

4)      Memilih Rute Terbaik untuk Digunakan
Setelah informasi seluruh jaringan berada dalam database, maka kini saatnya untuk memilih rute terbaik untuk dimasukkan ke dalam routing table. Jika sebuah rute telah masuk ke dalam routing table, maka rute tersebut akan terus digunakan. Untuk memilih rute-rute terbaik, parameter yang digunakan oleh OSPF adalah Cost. Metrik Cost biasanya akan menggambarkan seberapa dekat dan cepatnya sebuah rute. Nilai Cost didapat dari perhitungan dengan rumus: Cost of the link = 108 /Bandwidth Router OSPF akan menghitung semua cost yang ada dan akan menjalankan algoritma Shortest Path First untuk memilih rute terbaiknya. Setelah selesai, maka rute tersebut langsung dimasukkan dalam routing table dan siap digunakan untuk forwarding data.

5)      Menjaga Informasi Routing Tetap Upto-date

Ketika sebuah rute sudah masuk ke dalam routing table, router tersebut harus juga me-maintain state database-nya. Hal ini bertujuan kalau ada sebuah rute yang sudah tidak valid, maka router harus tahu dan tidak boleh lagi menggunakannya. Ketika ada perubahan link-state dalam jaringan, OSPF router akan melakukan flooding terhadap perubahan ini. Tujuannya adalah agar seluruh router dalam jaringan mengetahui perubahan tersebut. Sampai di sini semua proses OSPF akan terus berulang-ulang. Mekanisme seperti ini membuat informasi rute-rute yang ada dalam jaringan terdistribusi dengan baik, terpilih dengan baik dan dapat digunakan dengan baik pula.

Minggu, 27 April 2014

Elemen-elemen struktur kabel

Seperti yang di janjikan pada pembahasan sebelumnya, pada posting kali ini akan di bahas mengenai elemen-elemen struktur kabel. 

Elemen - elemen struktur kabel yaitu :
1.        Horizontal Cabling
2.        Backbone Cabling
3.        Area Kerja(WA)
4.        Ruang Telekomunikasi(TR)
5.        Peralatan Ruangan
6.        Entrace Facilities
7.        Administration(TIA/EIA-606)

Oke,, kita akan mulai membahas elemen-elemen struktur kabel tersebut satu persatu (atau dua perdua mungkin :p)

1. HORIZONTAL CABLING
            Sistem pengkabelan horizontal terdiri dari kabel-kabel yang tersusun secara horizontal, terminasi mekanikal, dan patch cords (jumper). Pengertian horizontal disini adalah sistem pengkabelan akan berjalan secara horizontal baik diatas lantai ataupun di bawah atap. 


Ada beberapa servis atau system yang harus diperhatikan ketika mendesain suatu sistem pengkabelan secara horizontal, yaitu :
1.        Servis telekomunikasi meliputi suara, modem dan faksimile.
2.        Perlengkapan dasar switching.
3.        Koneksi manajemen komputer dan telekomunikasi.
4.        Koneksi keyboard/video/mouse (KVM).
5.        Komunikasi data.
6.        Wide Area Network (WAN).
7.        Local Area Network (LAN).
8.        Storage Area Network (SAN).
9.        Sistem pemberian isyarat lainnya pada gedung (seperti kebakaran, keamana, energi, HVAC, EMS,              dan lainnya).

Sistem pengkabelan secara horizontal dapat dibuat dalam bentuk under-floor atau overhead.  Topologi yang dapat dipasang pada horizontal cabling pada data center adalah topologi star, maksudnya adalah Jarak yang ditempuh pada sistem pengkabelan horizontal.


2. BACKBONE CABLING
              Fungsi dari sistem pengkabelan backbone adalah untuk menyediakan koneksi antara main distribution area, horizontal distribution area, dan merupakan entrance area. Sistem pengkabelan backbone terdiri dari kabel backbone, main cross-connect, horizontal cross-connect, terminasi mekanikal, dan patch cord (jumper) yang digunakan untuk koneksi silang backbone-to-backbone. 

Sistem pengkabelan secara backbone harus mendukung kebutuhan konektivitas yang berbeda, misalnya LAN, WAN, SAN, saluran komputer, dan koneksi console perangkat. Pada dasarnya performansi transmisi tergantung dari karakteristik kabel, perangkat keras yang terhubung, patch cord dan kabel cross-connect, jumlah koneksi, dan perlakuan fisik terhadap kabel tersebut.
Cara pengaman media transmisi jaringan (pengkabelan) yang benar yaitu :
1.      Planning => Sebelum kita melakukan penkabelan alangkah sebaiknya kitamembuatrencana agar                                       pengkabelan yang akan kita lakukan tidak mengalami kendala.
2.      Grounding => Sebuah upaya keamanan dengan cara penanaman kabel ke dalam tanah untuk                                               menghilangkan beda potensial antara logam yang teraliri arus listrik dengan tanah.
3.      Wiring Closet adalah tempat dimana jaringan dimulai . Semua kabel akan bermuara di wiring closet .               Terletak disebuah tempat dimana semua kabelterkumpul .wiring closet yaitu sebuah ruangan kecil                 yang biasanya ditemukan pada bangunan kelembagaan seperti sekolah dan kantor, di mana                           sambunganlistrik dilakukan. Sedangkan yang digunakan untuk berbagai tujuan, penggunaan yang                   paling umum adalah untuk jaringan komputer. Banyak jeniskoneksi jaringan untuk menetapkan batas             jarak antara peralatan end-user seperti PC, akses perangkat pada jaringan, seperti router.                             Pembatasan ini mungkin memerlukan beberapa wiring closet di setiap lantai gedung besar.Penempatan           wiring closet juga sangat penting agar jaringan dapat terkoneksitanpa masalah.
4.      Horizontal kabel yang menghungkan host/computer ke 1 wiring closet(antara cross – connect panel di            satu wiring closet) sering menggunakansebagai 100 ohm, 4 pair, UTP, solid conductor cable,                        ditentukan dalamstandart ANSI/TIA/EIA – 568 untuk komersial bangunan.
5.      Backbone Cable adalah kabel yang menghubungkan wiring closet satudengan wiring closet yang lain              atau pusat connettion point dapat menggunakan100 ohm UTP, 62.5/125 – micron atau 50/125 –                  micron multimode fiber optic, atau 8.3/125 – micron singlemode fiber optic.
6.      Conduit adalah pelindung kabel berbentuk pipa atau kotak melindungi sepanjang kabel. Dapat terbuat           dari material metal ataupun plastik. Yang terbuat dari metal bersifat kaku, sedangkan yang terbuat dari           plastik bersifat fleksibel / lentur. Conduit terbentang antara area kerja menuju wiring closet. Dalam                 pengisian kabel, harus disisakan ruang kosong dalam conduit sebesar 40% dari kapastitas conduit.               Dapat dipakai di rute horizontal cable ataupun backbone cable. Cable tray sebagai alternatif dari                   conduit. Mempunyai fungsi yang sama dengan conduit Berbentuk seperti rak yang menopang kabel               dan membentuk jalur. Perbedaan antara conduit dengan cable tray adalah jika cable tray                               adalah conduit yang mempunyai rongga sehingga memudahkan untuk penggantian kabel apabila ada                kerusakan.

7.      Wall plate adalah penanaman kabel di dalam dinding agar pengkabelan menjadi lebih rapi.

Kamis, 17 April 2014

Struktur Pengkabelan

Pengkabelan merupakan salah satu unsur penting dalam perancangan suatu jaringan.., sukses tidaknya perancangan suatu jaringan bergantung dari perancangan dasar sistem pengkabelannya. 

Struktur kabel adalah sebuah sistem struktur yang bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik, terdiri atas kabel baja, sendi, batang, dsb yang menyanggah sebuah penutup yang menjamin tertutupnya sebuah bangunan. Struktur kabel dan jaringan dapat juga dinamakan struktur tarik dan tekan, karena pada kabel-kabel hanya dilimpahkan gaya-gaya tarik, sedangkan kepada tiang-tiang pendukungnya hanya dilimpahkan gaya tekan.



Keuntungan struktur kabel :
1.      Elemen kabel merupakan elemen konstruksi paling ekonomis untuk menutup permukaan yang luas.
2.      Ringan, meminimalisasi beban sendiri sebuah konstruksi.
3.      Memiliki daya tahan yang besar terhadap gaya tarik.
4.      Memberikan efisiensi ruang lebih besar.
5.      Memiliki faktor keamanan terhadap api lebih baik dibandingkan struktur tradisional.
6.      Dari segi teknik, pada saat terjadi penurunan penopang, kabel segera menyesuaikan diri pada kondisi            keseimbangan yang baru.
7.      Cocok untuk bangunan yang bersifat permanen.

Kelemahan struktur kabel :
Pembebanan yang berbahaya untuk struktur kabel adalah getaran. Struktur ini dapat bertahan dengan sempuna terhadap gaya tarik dan tidak mempunyai kemantapan yang disebabkan oleh pembengkokan, tetapi struktur dapat bergetar. Dalam hal gejala resonansi yang umum dikenal dapat timbul dan mengakibatkan robohnya bangunan.

Struktur kabel sangat diperlukan karena beberapa hal berikut  :
1.      Memberikan fleksibilitas.
2.      Mendukung lingkungan yang beragam.
3.      Memastikan bahwa dapat diandalkan, kinerja tinggi.
4.      Memungkinkan untuk bergerak cepat, menambahkan, perubahan.

Struktur kabel bertujuan untuk yaitu :
1.      Menentukan sistem kabel yang umum.
2.      Untuk mengaktifkan perencanaan dan menginstal sistem kabel selama konstruksi / renovasi.
3.      Menetapkan persyaratan kinerja.
4.      Independen aplikasi.

Elemen - elemen struktur kabel yaitu :
1.        Horizontal Cabling
2.        Backbone Cabling
3.        Area Kerja(WA)
4.        Ruang Telekomunikasi(TR)
5.        Peralatan Ruangan
6.        Entrace Facilities

7.        Administration(TIA/EIA-606)

Pada pembahasan selanjutnya akan dibahas mengenai elemen-elemen struktur kabel :)